Segenap Redaksi Jafek Mengundang teman-teman alumi FE UNS untuk menjadi kontributor Jafek online, dengan cara mengirimkan alamat email ke jafekuns@gmail.com, atau mengisikannya ;ewat kolom comment di blog ini....Salam Sukses

Tuesday, November 24, 2009

ALLOYSIUS YOHANES WIDODO

Buletin Jafek edisi Oktober 2009 menokohkan alumni dari wilayah Solo dengan menerjunkan interviewer terdekat dari AY Widodo yaitu Yan Ardianto atau lebih akrab disapa BABAHE dan beberapa pengamat lepas yang sangat kredibel.

AY Widodo Menikah tahun 1999 dengan Sri Hastuti dan langsung punya tiga anak yang sudah gede-gede, masing-masing adalah Ucup (Alumni ITN Malang) yang sekarang bekerja di salah satu perusahaan swasta di Jababeka Cikarang. Kemudian Getty (Alumni Arsitektur UNS) dan yang terakhir adalah Black ( masih menyelesaikan S1 di FE UNS).


Menurut Babahe, Sosok AY Widodo terlihat santai karena hobi mancingnya sudah mendarah daging, terbukti pak Widodo ini juga menjadi ketua PEMALAS (Penggemar Mancing Laut Surakarta). Idenya memang agak nyleneh, menurutnya nama pemalas biasanya identik dengan pandangan negative kebanyakan orang bahwa orang yang hobi mancing adalah orang yang malas. Ternyata cap MALAS yang diberikan kepada pemancing tidak selamanya benar, terbukti klub yang digawanginya mulai unjuk gigi dengan banyaknya anggota yang berprofesi jauh dari kesan malas, seperti Dokter Bedah, Dokter Gigi, Wartawan, Sales Manager,dll. Mancing Laut menjadi prioritas utama selain sungai, rawa , waduk maupun kolam pancingan, jadualnya adalah akhir minggu bila tidak ada pekerjaan yang harus diselesaikan. “Memancing menurutnya menjadi pelepas dahaga dari rutinitas keseharian sebagai Konsultan Pajak”.

“Hampir semua sungai di Sumatra pernah dikunjunginya, setelah selesai urusan pekerjaan”, tentunya. Pekerjaannya sebagai “Tukang Pajak” memang mengantarkannya ke berbagai daerah di Sumatera. Konsep mancing bagi pak Widodo adalah sebuah proses, bukan hasilnya.”Karena kalau hasilnya kita dapat beli saja ikan di pasar!”. Seperti dalam kehidupan ini adalah proses, bukan hasil akhir. Hasil biasanya akan mengikuti prosesnya, bukan “sim salabim” dalam sekejab, tetapi memang dalam hidup ternyata masih butuh keberuntungan dan nasib baik seperti halnya memancing”. Menurutnya sarana bagus, kemampuan bagus ternyata tidak berarti apa-apa tanpa didukung KEBERUNTUNGAN.


Kawan kita yang satu ini memang terkenal agak nyleneh, ini terbukti dari nama panggilan atau nama akrabnya “ Deblenk “ yang bisa punya arti dan konotasi yang bermacam-macam. Pria kelahiran tahun 1961 dan lulusan Fakultas Ekonomi UNS tahun 1986 (F 0080180) memulai karirnya di Jakarta. Karirnya sebagai karyawan perusahaan swasta tidak begitu menonjol atau boleh dibilang biasa-biasa saja sebelum akhirnya kembali ke Solo dan bergabung dengan teman-teman lain untuk mendirikan kantor konsultan pajak. Walau karir tidak begitu cemerlang hal itu tidak menghalangi pria ini untuk menekuni macam-macam hobinya yang beragam, selain menjadi ketua PEMALAS yang mewadahi para pehobi mancing laut di Surakarta, dia juga menjadi sekretaris klub motor 3993 (Lunga Ngolu) dimana yang menjadi anggotanya adalah motor yang mempunyai plat nomor 3993 yang tentu saja kegiatanya adalah 39 atau Lunga (pergi/dolan) dan 93 (Ngolu/Makan). Hobi Tanaman Hias dan lukisan ditekuninya bersama teman alumni yang lain yaitu Pak Sugeng Mulyanto (Pak Ilik). Walau dolan aja sudah kether (gak tahu bahasa Indonesianya) dia juga masih dipercaya menjadi komisaris salah satu perusahaan swasta (PT ROTEQ) di Batam yang bergerak di bidang Engineering, Flares and Compressors.

Sementara menurut Gunawan Sakti, Debleng ini juga punya keunikan yang lain, menurutnya, Deblenk punya foto kenangan berempat teman seangkatan 1980 di tempat kos yaitu Simon Kitabrahmana, Sugeng Kabul dan Widiatmo Isworo. Ketiga temannya ini sudah tenang di surga, sementara tinggal AY Widodo yang masih ada di dunia gak jelas, makanya pak Gunawan ini mendesak tim redaksi untuk menokohkan AY Widodo agar panjang umur, Amin

Lain halnya dengan Yayik Suryandari, rekan seangkatan ini punya ”kenangan” unik. Dikisahkan pada waktu pertama kali masuk FE pas waktu mau membayar uang kuliah awal semester, waduuh antriannya panjang banget. Deblenk yang baru dikenal Yayik, menurut pengakuannya disuruh duduk saja dan dia yang antri membayarkan. Yayik ini menduga bahwa Deblenk ini mahasiswa Senirupa karena ngumpulnya dengan anak-anak seirupa e e ternyata mahasiswa FE juga setelah ketemu di fakultas. Terima kasih ya Deblenk atas kebaikan kamu, jasamu tak terlupakan, katanye. (Tim Redaksi mengklarifikasi melalui HPnya 081365305508, dan hanya bisa berkomentar, Deblenk ini memang tajam penglihatannya)

Di akhir wawancara ini ada satu pertanyaan yang diajukan Babahe “Apakah yang dimaksud dengan sukses …?” Menurut AY Widodo sukses adalah bukan berapa banyak yang sudah kita dapatkan/capai, tetapi bagimana kita menikmati apa yang sudah kita dapatkan. Terakhir, salam buat semua rekan-rekan Jafek… terus berjuang…!!


0 Comments:

Post a Comment